Sunday, 18 December 2011

Laporan Teknik Produksi (Pengecoran)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Bidang manufaktur yang berkembang dengan pesat saat ini khususnya bidang pembentukan (forming), dimana proses pembentukan (forming processes) dengan berbagai bertuk benda kerja di harapkan mampu dikerjakan dengan hasil yang baik dari tingkat keakuratannya serta dengan biaya yang seminimal mungkin Kawat (wire) dalam kehidupan sehari-hari sangat dibutuhkan terutama di bidang kontruksi bangunan maupun kontruksi yang lain, produksi kawat dalam negeri tentu tidak kehabisan cadangan, namum bagi pelaku usaha dalam industri ini tentu berpikir lebih, agar produksi dapat meningkat, sehingga keuntungan dapat meningkat pula. Masalah yang sering dihadapi di dunia industri kawat (wire) adalah membuat kawat dengan diameter kecil sehingga dalam proses produksi sering terjadi produk gagal akibat kawat putus. Material yang tepat menjadi faktor lancarnya produksi kawat, selain itu bentuk Die (dimensi serta material) juga sangat berpengaruh pada kelancaran produksi kawat. Mengingat semua itu sangat tidak mungkin di penuhi semua sehingga harus dicari alternatif yang baru sehingga biaya produksi tidak terlalu besar.
1.2       TUJUAN
1.   memahami proses pembuatan cetakan pasir dengan hand molding (manual) dimulai dari pemeriksaan kualitas cetak, pengikat dan unsure penambah.
2.   memahami dan mengamati cacat-cacat yang terdapat pada cetakan.
3.   memahami gating system.
4.   Memahami pengaruh parameter temperature terhadap perilaku aliran dan indikasi terjadinya cacat produk.
5.   memahami pengaruh pemberian garam.
1.3        Prosedur Percobaan
1.      Cairkan logam alumunium hingga temperature 730°C.
2.      Pada temperatur 730°C tuangkan cairan kedalam cetakan.
3.      Tunggu beberapa saat untuk proses solidifikasi.
4.      Bongkar cetakan.
5.      Amati cacat-cacat yang terjadi pada hasil produk cor.
1.4        Alat-Alat Yang Digunakan
1.      Tungku pemanas.
2.      Pasir
3.      Cetakan
4.      Alumunium

BAB II
DASAR TEORI

Pengecoran adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan parts dengan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Setelah logam cair memenuhi rongga dan kembali ke bentuk padat, selanjutnya cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat digunakan untuk proses sekunder. Pasir hijau untuk pengecoran digunakan sekitar 75 percent dari 23 million tons coran yang diproduksi dalam USA setiap tahunnya.
Untuk menghasilkan tuangan yang berkualitas maka diperlukan pola yang berkualitas tinggi, baik dari segi konstruksi, dimensi, material pola, dan kelengkapan lainnya. Pola digunakan untuk memproduksi cetakan. Pada umumnya, dalam proses pembuatan cetakan, pasir cetak diletakkan di sekitar pola yang dibatasi rangka cetak kemudian pasir dipadatkan dengan cara ditumbuk sampai kepadatan tertentu. Pada lain kasus terdapat pula cetakan yang mengeras/menjadi padat sendiri karena reaksi kimia dari perekat pasir tersebut. Pada umumnya cetakan dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian atas dan bagian bawah sehingga setelah pembuatan cetakan selesai pola akan dapat dicabut dengan mudah dari cetakan.
Inti dibuat secara terpisah dari cetakan, dalam kasus ini inti dibuat dari pasir kuarsa yang dicampur dengan Airkaca (Water Glass / Natrium Silikat), dari campuran pasir tersebut dimasukan kedalam kotak inti, kemudian direaksikan dengan gas CO2 sehingga menjadi padat dan keras. Inti diseting pada cetakan. Kemudian cetakan diasembling dan diklem.
Sembari cetakan dibuat dan diasembling, bahan-bahan logam seperti ingot, scrap, dan bahan paduan, dilebur di bagian peleburan. Setelah logam cair dan homogen maka logam cair tersebut dituang ke dalam cetakan. Setelah itu ditunggu hingga cairan logam tersebut membeku karena proses pendinginan. Setelah cairan membeku, cetakan dibongkar. Pasir cetak, inti, dan benda tuang dipisahkan. Pasir cetak bekas masuk ke instalasi daur ulang, inti bekas dibuang, dan benda tuang diberikan ke bagian fethling untuk dibersihkan dari kotoran dan dilakukan pemotongan terhadap sistem saluran pada benda tersebut. Setelah fethling selesai apabila benda perlu perlakuan panas maka diproses di bagian perlakuan panas.

 More......
please download.pdf
Click here
More Document :
*Laporan Wire Drawing. 
    "Download" Click Here

*Laporan Pengelasan. 
     "Download" Click Here

Biokimia Pangan


Biokimia dapat diartikan sebagai pemahaman bentuk dan fungsi dari sudut pandang kimia. Tujuan adalah untuk memahami interaksi molekul-molekul tah hidup yang menghasilkan fenomena kompleks dan efisien yang menjadi ciri-ciri  kehidupan serta menjelaskan keseragaman dari kehidupan yang beragam.
Ilmu Biokimia mempelajari sifat zat kimia yaitu jasad hidup dan senyawa yang diproduksinya, selain itu juga mempelajari fungsinya dan transformasi zat kimia tersebut menelaah transformasi dengan aktifitas kehidupan sebagai ilmu dasar pada kimia organik.
Biokimia erat hubungannya dengan ilmu lainnya, seperti pada :
  • Kimia Organik
  • Biofisika
  • Nutrisi
  • Kesehatan
  • Mikrobiologi
  • Fisiologi
  • Biologi sel
  • Genetika
     Pada dasarnya penerapan Biokimia banyak terdapat dalam bidang pertanian dan kedokteran serta dalam bidang pangan, sebagai contoh biokimia mempunyai peranan dalam memecahkan masalah gizi, penyakit-penyakit akibat dari kurang gizi terutama pada anak-anak. Dalam bidang pangan biokimia berperan penting dalam mengetahui kandungan yang ada dalam bahan pangan tersebut.


KARBOHIDRAT
            Semua jenis bahan pangan sudah pasti memiliki komponen-komponen senyawa kimia yang menyusunnya, antara lain lemak, protein, air, karbohidrat dan sebagainya. Salah satu contohnya karbohidrat. Karbohidrat yang berasal dari bahan pangan akan mengalami perubahan atau metabolism dalam tubuh yang hasilnya akan digunakan untuk atau sebagai energi. Energi yang terkandung dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energy matahari. Karbohidrat, dalam hal ini glukosa dibentuk dari karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari yang disebut proses fotosintesis.

Pengertian Karbohidrat :
Karbohidrat (‘ hidrat dari karbon hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil.

Keistimewaan dari Karbohidrat :
1.Sebagai sumber energi.

Kateristik Dasar Pemilihan Bahan


Dalam setiap perencanaan, pemilihan komponen material merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Karena sebelum merencanakan terlebih dahulu diperhatikan dan diketahui jenis dan sifat bahan yang akan digunakan, misalnya tahan terhadap korosi, tahan terhadap keausan, keuletan dan lain-lain.
Adapun tujuan pemilihan material agar bahan yang digunakan untuk pembuatan komponen dapat ditekan seefisien mungkin di dalam penggunaannya dan selalu berdasarkan pada dasar kekuatan dan sumber pengadaannya. Supaya material dapat memenuhi kriteria yang diharapkan, juga perlu diperhitungkan adanya beban yang terjadi pada material tersebut.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan material adalah sebagai berikut:
1.  Efisiensi Bahan
Dengan memegang prinsip ekonomi dan berlandaskan pada perhitungan-perhitungan yang memadai, maka di harapkan biaya produksi pada tiap-tiap unit sekecil mungkin. Hal ini dimaksudkan agar hasil-hasil produksi dapat bersaing dipasaran terhadap prduk-produk lain dengan spesifikasi yang sama.
2.  Bahan Mudah Didapat
Dalam perencanaan suatu produk, apakah bahan yang digunakan mudah didapat atau tidak. Walaupun bahan yang direncanakan sudah cukup baik tetapi tidak didukung oleh persediaan dipasaran , maka perencanaan akan mengalami kesulitan atau masalah dikemudian hari karena hambatan bahan baku tersebut. Untuk itu harus terlebih dahulu mengetahui apakah bahan yang akan digunakan itu mempunyai komponen pengganti tersedia dipasaran.
3.  Spesifikasi Bahan Yang Dipilih
Pada bagian ini penempatan bahan harus sesuai dengan fungsi dan kegunaannya sehingga tidak terjadi adanya beban yang berlebihan pada bahan yanag tidak mampu menerima beban tersebut. Dengan demikian pada perencanaan bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan fungsi yang berbeda antara bagaian satu dengan bagian yang lain, dimana fungsi dari masing-masing bagian tersebut saling mempengaruhi antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya.
4.   Kekuatan Bahan
Dalam hal ini untuk menentukan bahan yang akan digunakan haruslah mengetahui dasar kekuatan bahan serta sumber pengadaannya, mengingat pengecekan dan penyesuaian suatu produk kembali kepada kekuatan bahan yang akan digunakan.

Friday, 16 December 2011

Non Destrtructive Testing (NDT)

     Non destrtructive testing (NDT) adalah aktivitas tes atau inspeksi terhadap suatu benda untuk mengetahui adanya cacat, retak, atau discontinuity lain tanpa merusak benda yang kita tes atau inspeksi. Pada dasarnya, tes ini dilakukan untuk menjamin bahwa material yang kita gunakan masih aman dan belum melewati damage tolerance.
Metode utama Non Destructive Testing meliputi:

1 1.   Visual Inspection
Sering kali metode ini merupakan langkah yang pertama kali diambil dalam NDT. Metode ini bertujuan menemukan cacat atau retak permukaan dan korosi. Dalam hal ini tentu saja adalah retak yang dapat terlihat oleh mata telanjang atau dengan bantuan lensa pembesar ataupun boroskop.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...